Mengenal Python: Sejarah, Aturan Penulisan, dan Konsep Dasar

Mengenal Python: Sejarah, Aturan Penulisan, dan Konsep Dasar

Python adalah salah satu bahasa pemrograman yang paling terkenal dan banyak digunakan di dunia saat ini. Dari pemrograman web hingga analisis data dan kecerdasan buatan, Python menjadi pilihan utama bagi banyak programmer dan pengembang. Artikel ini akan membahas sejarah Python, aturan penulisan kode, dan beberapa konsep dasar yang membuat Python menjadi bahasa pemrograman yang menarik dan mudah dipelajari.

Apa itu Python?

Belajar Python - Logo resmi Python
Gambar: Logo resmi Python

Python adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi yang dikembangkan dengan fokus pada kemudahan membaca kode dan produktivitas pengembang. Bahasa ini dirancang untuk memungkinkan programmer menulis kode yang lebih bersih dan lebih mudah dipahami, tanpa mengorbankan fungsionalitas. Python mendukung paradigma pemrograman berorientasi objek (object-oriented programming), imperatif, dan fungsional, yang memberikan fleksibilitas tinggi dalam pengembangan perangkat lunak.

Sejarah Python: Dari Awal Mula Hingga Populer di Dunia Pemrograman

Python pertama kali diciptakan oleh Guido van Rossum pada tahun 1980-an di Belanda. Van Rossum bekerja di sebuah proyek bernama ABC, yang memberikan pengaruh besar pada desain Python. Bahasa ini dirancang untuk menjadi mudah dibaca dan mudah dipelajari, bahkan oleh pemula.

Python pertama kali dirilis pada tahun 1991 dengan tujuan untuk menciptakan bahasa yang lebih sederhana dibandingkan bahasa pemrograman lain seperti C dan C++, namun tetap mampu menangani tugas-tugas kompleks. Versi pertama ini sangat berfokus pada kemudahan penggunaan dan konsistensi sintaksis.

Seiring berjalannya waktu, Python semakin berkembang dan memperoleh banyak pengikut karena fitur-fitur seperti pengelolaan memori otomatis dan pengembangan pustaka standar yang sangat lengkap. Dalam beberapa tahun terakhir, Python semakin populer di kalangan pengembang perangkat lunak, ilmuwan data, dan para peneliti kecerdasan buatan.

Asal Usul Nama Python

Pada tahun 1989, Guido van Rossum, yang merupakan pencipta Python, sedang mengerjakan proyek bahasa pemrograman di CWI (Centrum Wiskunde & Informatica) di Belanda. Ia memilih nama "Python" karena ia adalah penggemar berat dari Monty Python. Van Rossum ingin bahasa pemrograman yang ia buat memiliki nama yang unik dan sedikit humoris, jadi ia memutuskan untuk menamai bahasa tersebut Python sebagai penghormatan kepada kelompok komedian tersebut. Jadi, meskipun ada banyak asosiasi dengan ular, nama Python berasal dari nama komedian, bukan dari reptil!

Keunggulan Python

Python memiliki beberapa keunggulan yang membuatnya sangat digemari oleh banyak programmer, di antaranya:

  1. Sintaksis yang Mudah Dibaca: Python dirancang dengan sintaksis yang mudah dipahami. Bahkan, programmer pemula pun dapat dengan cepat memahami kode Python karena sintaksnya sederhana.
  2. Pustaka yang Luas: Python memiliki pustaka standar yang sangat lengkap dan berbagai pustaka eksternal untuk hampir setiap kebutuhan, mulai dari pengembangan web hingga analisis data dan kecerdasan buatan.
  3. Portabilitas: Python dapat dijalankan di hampir semua sistem operasi, seperti Windows, macOS, dan Linux.
  4. Komunitas yang Aktif: Python memiliki komunitas yang besar dan aktif, sehingga kamu dapat dengan mudah mendapatkan bantuan atau berbagi pengalaman.

Aturan Penulisan Kode Python (Sintaksis)

1. Indentasi

Python sangat bergantung pada indentasi untuk menentukan blok kode. Ini berbeda dengan bahasa pemrograman lain yang menggunakan tanda kurung {} untuk menentukan blok kode. Di Python, kamu harus menggunakan spasi atau tab untuk membuat indentasi. Umumnya, indentasi dilakukan dengan 4 spasi.

Contoh:

if x > 5:
    print("x lebih besar dari 5")

2. Komentar

Komentar digunakan untuk memberikan penjelasan dalam kode yang tidak akan dieksekusi oleh Python. Kamu dapat membuat komentar satu baris dengan menggunakan tanda #.

Contoh:

# Ini adalah komentar
print("Hello, World!")  

3. Penulisan Variabel

Variabel di Python tidak memerlukan deklarasi tipe data, sehingga kamu bisa langsung menetapkan nilai pada variabel. Nama variabel di Python harus diawali dengan huruf atau garis bawah (_) dan tidak boleh mengandung spasi.

Contoh:

nama = "Sevigure"  # String
umur = 20       # Integer

Berikut adalah ketentuan mengenai variabel dalam pyton:

- Variabel tidak perlu dideklarasikan mempunyai tipe data tertentu 

- Jenis data dalam variabel dapat berubah-ubah 

- Penulisan variabel harus diawali dengan huruf, dan untuk karakter selanjutnya bisa berupa huruf atau angka 

- Dapat berupa huruf Kapital, tetapi bersifat case-sensitive, nama Kapital dengan kapital adalah variabel yang berlainan. 

- Penulisan variabel tidak boleh dipisah oleh spasi.

- Untuk variabel yang terdiri dari 2 suku kata, dapat dipisah dengan simbol underscore ( _ ) seperti nama_saya.

4. Pemanggilan Fungsi

Fungsi di Python didefinisikan dengan kata kunci def. Fungsi dapat menerima parameter dan mengembalikan nilai.

Contoh:

def salam(nama):
    print(f"Halo, {nama}!")

salam("Sevigure")

Tampilan Output:

Halo, Sevigure!

5. Pernyataan Kondisi (if-else)

Python menggunakan if, elif, dan else untuk membuat pernyataan kondisi.

Contoh:

angka = 10
if angka > 0:
    print("Angka positif")
else:
    print("Angka negatif atau nol")
  • if: Digunakan untuk memeriksa apakah kondisi tertentu bernilai True (Benar). Jika kondisi tersebut benar, maka kode dalam blok if akan dijalankan.
  • else: Jika kondisi pada bagian if bernilai False (Salah), maka kode dalam blok else yang akan dijalankan.

  • Karena kode program di atas angkanya bernilai 10, berarti jika angka 10 > (lebih besar) dari 0, maka hasilnya adalah Angka positif. 

    Filosofi Python: Zen of Python

    Python memiliki filosofi desain yang disebut Zen of Python, yang diciptakan oleh Tim Peters (Seorang insinyur perangkat lunak dan kontributor utama Python). Filosofi ini mengutamakan kesederhanaan dan kejelasan dalam penulisan kode. Salah satu prinsipnya adalah 

    "There should be one—and preferably only one—obvious way to do it" (Harus ada satu cara yang jelas—dan lebih baik hanya satu—untuk melakukannya). Filosofi ini membantu Python tetap sederhana dan mudah digunakan.

    Dengan menggunakan nama yang terinspirasi dari Monty Python, Python membawa semangat untuk membuat bahasa pemrograman yang menyenangkan dan mudah dipahami, sambil tetap serius dalam pengembangan perangkat lunak.

    Paradigma Pemrograman Python

    Python mendukung beberapa paradigma pemrograman, yang membuatnya sangat fleksibel untuk digunakan dalam berbagai macam proyek:

    • Pemrograman Berorientasi Objek (OOP): Python mendukung konsep objek dan kelas, yang memungkinkan pembuatan kode yang lebih modular dan dapat digunakan kembali.
    • Pemrograman Imperatif: Kamu bisa menulis kode dalam urutan langkah demi langkah, yang membuatnya mudah untuk diikuti dan dipahami.
    • Pemrograman Fungsional: Python mendukung penggunaan fungsi sebagai objek dan memungkinkan penggunaan teknik seperti pemrograman berbasis lambda, map, filter, dan reduce.

    Pustaka Standar Python

    Salah satu alasan mengapa Python sangat populer adalah karena pustaka standarnya yang sangat lengkap. Python memiliki pustaka yang mencakup berbagai macam kebutuhan, mulai dari operasi file, manipulasi string, hingga modul untuk pengembangan web dan analisis data. Beberapa pustaka standar Python yang sering digunakan adalah:

    • math: Untuk operasi matematika.
    • datetime: Untuk tanggal dan waktu.
    • os: Untuk berinteraksi dengan sistem operasi.
    • random: Untuk menghasilkan angka acak.
    • json: Untuk memanipulasi data dalam format JSON.

    Meskipun Python adalah bahasa pemrograman yang sangat populer dan banyak digunakan karena kemudahan penggunaannya, ada beberapa kelemahan yang perlu dipertimbangkan, terutama dalam konteks pengembangan perangkat lunak atau proyek tertentu. Berikut adalah beberapa kelemahan Python:

    1. Kecepatan Eksekusi (Performance)

    Python dikenal sebagai bahasa yang relatif lambat dibandingkan dengan bahasa pemrograman lainnya seperti C atau Java. Hal ini karena Python adalah bahasa interpreted (bukan compiled), yang berarti kode dieksekusi baris demi baris, bukan diubah menjadi kode mesin yang langsung dapat dijalankan oleh CPU.

    Pengaruh: Untuk aplikasi yang membutuhkan kecepatan tinggi dan pemrosesan data besar, Python mungkin bukan pilihan terbaik. Bahasa seperti C++ atau Java cenderung lebih cepat dalam hal eksekusi.

    2. Penggunaan Memori

    Python menggunakan alokasi memori dinamis, yang bisa menjadi kurang efisien dibandingkan dengan bahasa lain yang lebih statis. Ini dapat menyebabkan aplikasi Python menggunakan lebih banyak memori daripada bahasa lain dengan struktur data yang lebih efisien.

    Pengaruh: Untuk aplikasi dengan batasan memori atau perangkat dengan sumber daya terbatas (seperti perangkat IoT), Python mungkin tidak optimal.

    3. Global Interpreter Lock (GIL)

    Python menggunakan Global Interpreter Lock atau Kunci Penerjemah Global yang membatasi eksekusi thread dalam satu waktu pada program multi-threaded. Ini berarti meskipun Python mendukung multithreading, hanya satu thread yang dapat menjalankan kode Python pada satu waktu.

    Pengaruh: Untuk aplikasi yang sangat bergantung pada paralelisme dan pemrosesan multi-core, Python bisa terbatas dalam performanya dibandingkan dengan bahasa yang memungkinkan penggunaan banyak core sekaligus, seperti Java atau Go.

    4. Tidak Cocok untuk Pengembangan Aplikasi Seluler atau Game

    Meskipun ada beberapa framework seperti Kivy untuk aplikasi seluler dan Pygame untuk game, Python bukanlah pilihan utama untuk pengembangan aplikasi seluler atau game yang membutuhkan grafis tingkat tinggi dan performa real-time.

    Pengaruh: Jika kamu ingin mengembangkan aplikasi seluler atau game dengan kebutuhan performa yang tinggi, bahasa seperti Swift (untuk iOS), Kotlin (untuk Android), atau C++ (untuk game) mungkin lebih cocok.

    5. Distribusi Aplikasi dan Kebergantungan

    Ketika menggunakan Python untuk mengembangkan aplikasi, kamu harus memastikan bahwa semua dependency dan library diinstal dengan benar di setiap sistem yang digunakan. Python tidak selalu dilengkapi dengan sistem dependency management yang sederhana seperti bahasa lain yang lebih terstruktur.

    Pengaruh: Jika aplikasi Python tidak dikemas dengan benar, distribusi dan instalasi bisa menjadi masalah bagi pengguna yang tidak berpengalaman.

    6. Kurang Dikenal untuk Aplikasi Desktop

    Python juga tidak sering digunakan untuk pengembangan aplikasi desktop berbasis GUI dibandingkan dengan bahasa lain seperti Java atau C#. Meskipun ada framework seperti Tkinter, PyQt, dan wxPython, mereka tidak sepopuler atau sekuat framework GUI yang tersedia di bahasa lain.

    Pengaruh: Pengembangan aplikasi desktop dengan antarmuka pengguna grafis di Python bisa jadi lebih rumit dan tidak seefisien di bahasa lain yang lebih berfokus pada GUI.

    Meskipun Python adalah bahasa yang sangat kuat dan fleksibel dengan banyak keuntungan (terutama dalam hal kemudahan penggunaan dan produktivitas), ia juga memiliki beberapa kelemahan yang mungkin membuatnya tidak cocok untuk setiap jenis aplikasi. Pilihan bahasa pemrograman sangat bergantung pada jenis proyek dan kebutuhan spesifik dari aplikasi yang dikembangkan.

    Python adalah bahasa pemrograman yang sangat fleksibel, mudah dipelajari, dan memiliki ekosistem pustaka yang sangat kaya. Sejarahnya yang dimulai pada tahun 1989 hingga sekarang menjadikannya salah satu bahasa yang paling banyak digunakan di dunia, baik untuk pemula maupun profesional.

    Dengan sintaksis yang sederhana dan filosofi desain yang kuat, Python membantu programmer fokus pada logika pemrograman dan menyelesaikan masalah tanpa terlalu terbebani oleh kompleksitas bahasa. Dengan berbagai aplikasi dari pengembangan web hingga kecerdasan buatan, Python akan tetap menjadi pilihan utama dalam dunia pemrograman. 

    Jika kamu baru mulai belajar pemrograman, Python adalah pilihan yang sangat tepat!

    Komentar